Breaking News
Home / Kota Toea / Kota Lama Semarang / Asal Muasal Festival Kota Lama Semarang dari Koloniale Tentoonstelling 1914 Silam
Asal Muasal Festival Kota Lama Semarang dari Koloniale Tentoonstelling 1914 Silam
Instagram

Asal Muasal Festival Kota Lama Semarang dari Koloniale Tentoonstelling 1914 Silam

Kota Toea  – Festival Kota Lama Semarang identik dengan Koloniale Tentoonstelling yang digelar pada tahun 1914 silam? Kok bisa? Bagaimana sejarahnya?

Perhelatan akbar yang digelar pertama tahun 1914 tersebut merupakan pameran berskala Internasional terbesar pada tahunnya yang diikuti oleh beberapa negara seperti China, Australia, dan negara besar lainnya.

Dalam acara ini diadakan juga pertandingan sepak bola internasional yang pertama, sehingga pameran ini menjadi bagian penting dari sejarah persepakbolaan Indonesia. Tak dapat dipungkiri jika dengan adanya Tentoonstelling ini telah menjadikan kota Semarang menjadi mendunia.

Koloniale Tentoonstelling, oleh penduduk pribumi saat itu disebut Pasar Malam Sentiling. Momen itu menjadi salah satu bukti bahwa Semarang pernah menjadi kota yang penting pada masa kepemimpinan Hindia Belanda.

Nama Sentiling Night Market sendiri sebenarnya baru familiar digunakan mulai tahun 2014, meski acara tersebut sudah dihelat sejak 2012 dengan kemasan Festival Kota Lama Semarang.

 

 

Lihat postingan ini di Instagram

 

Sentiling Night Market mulai dikenal saat Festival Kota Lama 2014 dengan tema Merayakan Semarang, yang sekaligus untuk memperingati sebuah perhelatan akbar di era kolonial Belanda bernama Koloniale Tentoonstelling yang tepat 100 tahun pemerintahan Hindia Belanda mengadakan Tentoonstelling, di Kota Semarang, Jawa Tengah. Koloniale Tentoonstelling, oleh penduduk pribumi saat itu disebut Pasar Malam Sentiling. Momen itu menjadi salah satu bukti bahwa Semarang pernah menjadi kota yang penting pada masa kepemimpinan Hindia Belanda. Nah tahun ini Pasar Sentiling hadir kembali untuk ikut memeriahkan #Festivalkotalama2019 #IndischeParade. Yuk ajak keluarga, sahabat dan orang terkasih untuk merasakan keseruan di Pasar Sentiling! Mana nih kuliner yang pengen kalian coba? Dukung Kota Lama untuk menjadi destinasi #WisataDunia. Biar makin seru, mari datang dan menikmati sudut-sudut historis Kota Lama bersama teman, sahabat dan keluarga. Catat ya, @festivalkotalama berlangsung 12-22 September 2019! info lengkap ada di website www.festivalkotalama.com #IndischeParade #FestivalKotaLama2019

Sebuah kiriman dibagikan oleh Festival Kota Lama 2019 (@festivalkotalama) pada

Saat itu tema Festival Kota Lama 2014 adalah Merayakan Semarang, yang sekaligus untuk memperingati sebuah perhelatan akbar di era kolonial Belanda bernama Koloniale Tentoonstelling. Tahun 2014 itu tepat 100 tahun pemerintahan Hindia Belanda mengadakan Tentoonstelling, di Kota Semarang, Jawa Tengah.

Jongkie Tio salah satu sejarawan Semarang dalam bukunya, “Kota Semarang Dalam Kenangan”, menulis, Tentoonstelling atau pameran itu diadakan di lahan seluas 26 hektar dari Randusari hingga kaki Bukit Candi, dan juga di Pieter Sythofflaan (kini Jalan Pandanaran).

Pameran tersebut diikuti sejumlah negara, seperti Jepang, China, Australia, beberapa negara Eropa dan Asia, serta negara jajahan Belanda. Terdapat paling tidak 200 bangunan besar dan kecil dalam pameran yang berlangsung sejak 20 Agustus hingga 22 November 1914.

Pameran tersebut sebenarnya diadakan Belanda untuk merayakan 100 tahun kemerdekaan Kerajaan Belanda dari kekuasaan Perancis. Belanda ingin menunjukkan pencapaiannya atas daerah-daerah jajahannya. Ajang itu mirip dengan konsep MICE (Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition) di masa kini.

Pada tahun 2019 ini, Festival Kota Lama dikemas dengan format baru yang lebih meriah dan semarak dengan waktu yang lebih panjang. Jika tahun sebelumnya hanya diselenggarakan tiga hari, Festival Kota Lama 2019 akan diselenggarakan selama 11 hari mulai 12 hingga 22 September 2019 dengan mengambil tema Indische Parade menyongsong destinasi wisata dunia.

Ketua Panitia Festival Kota Lama 2019, Yeru Salimianto memaparkan, puncak kegiatan Festival Kota Lama 2019 akan dimeriahkan dengan Indische Parade dengan menghadirkan sejumlah komunitas.

 

Mereka akan menampilkan atraksi-atraksi seni budaya bernuansa Belanda-Semarang, termasuk berbagai busana jaman Belanda hingga modern dan transportasi antik jaman Belanda.

“Indische Parade ini akan digelar pada 22 September melewati Jalan Cendrawasih-Suprapto-Branjangan-Merak-hingga panggung utama di depan gedung Marba,” jelasnya saat jumpa pers di Toko Oen, Jumat (6/9/2019).

Selain Indische Parade, rangkaian kegiatan lainnya antara lain kuliner legendaris, jelajah Kota Lama, bedah buku, bedah film, pameran, seminar dan workshop, lomba dansa, lomba lari berjarik dan sarungan, belajar Bahasa Belanda, dan berbagai panggung tontonan.

Titik lokasi yang digunakan untuk Festival Kota Lama diantaranya gedung Marabunta, Taman Kota Lama, Oudetrap, Monod, Soesman Kantor, Gereja Blenduk, Jalan Cendrawasih, Jalan Suprapto, dan Jalan Kepodang.

Lebih lanjut, Yeru menuturkan, Festival Kota Lama ini untuk mewujudkan cita-cita Kota Lama sebagai warisan budaya dunia. Diharapkan melalui gelaran ini Kota Lama dapat terus tumbuh dan berkembang serta menambah daya tarik wisata di Kota Semarang.

Tahun 2019 ini, Indische Parade di Kawasan Kota Lama Semarang, Minggu (22/9/2019). Kegiatan ini merupakan puncak rangkaian Festival Kota Lama Semarang 2019. Indische Parade yang dikemas sebagai karnaval budaya ini dimulai dari Jalan Letjen Suprapto menuju Jalan Branjangan, kemudian ke Jalan Garuda. Selanjutnya, Jalan Cendrawasih dan Berakhir di Gedung Marabunta.

Penampilan berupa berbagai budaya dari etnis Melayu, Arab, Jawa, Belanda, Kalimantan, dan lainnya, menarik ribuan mata wisatawan. Tak kalah serunya, komunitas sepeda tua dengan beragam model juga turut memeriahkan Indische Parade.

Seorang wisatawan asal Jerman, Leonie mengungkapkan sangat terhibur dengan atraksi berbagai budaya yang ditampilkan. Beragam budaya inilah yang membuatnya tertarik dengan Kota Semarang.

“Saya baru pertama kali ke Semarang. Saya suka sekali. Banyak atraksi yang ditampilkan,” ujar Leonie.

Menurut Leonie, kawasan Kota Lama menjadi jujukan wisata yang bagus. Banyak wisatawan yang datang, terlebih ditambah dengan hadirnya Festival Kota Lama membuat destinasi wisata ini semakin ramai dikunjungi. (*)