Sebuah foto yang diambil pada masa kolonial Belanda menampilkan jalur kereta api di wilayah Bandung-Garut yang memukau. Foto itu menampilkan bangunan halte Lebak Jero yang menjadi titik fokus, dengan latar belakang gunung-gunung menjulang yang menambah keindahan panorama alamnya.
Jalur kereta api Bogor-Cicalengka selesai dibangun pada 1884, dan pada 1889, SS membangun jalur Cicalengka-Cibatu-Garut. Jalur ini mencapai halte tertinggi di Nagreg dengan ketinggian 848 meter di atas permukaan laut, dan kemudian menurun ke Halte Lebak Jero yang memiliki ketinggian 818 meter.
Halte Lebak Jero berada di perbatasan Kabupaten Bandung dengan Kabupaten Garut dan terletak di antara dua gunung, yaitu Gunung Kaledong di sebelah timur dan Gunung Mandalawangi di sebelah barat.
Dalam foto yang diambil sekitar 300 meter timur dari halte, terlihat rel kereta api yang meliuk-liuk melewati pegunungan, sambil melewati sela gunung. Pemandangan alam yang luar biasa indah, dengan rel kereta api di tengahnya, memberikan kesan yang memukau. Di sisi kanan foto terlihat rumah-rumah penduduk, yaitu Kampung Lebak Jero.
Halte Lebak Jero memiliki emplasemen mini berupa dua jalur rel agar dua kereta api bisa saling melewati. Diperkirakan rumah di samping bangunan halte adalah rumah dinas kepala halte. Meski foto tersebut diambil pada masa lalu, kondisi halte Lebak Jero sekarang masih terlihat sama.
Jalur kereta api di wilayah Bandung-Garut tetap dioperasikan hingga saat ini dan menjadi salah satu jalur kereta api paling indah di Indonesia. Oleh karena itu, jalur kereta api ini sering menjadi destinasi wisata bagi para penggemar kereta api dan pecinta pemandangan alam yang memukau.