Breaking News
Home / Warungan / Gurihnya Tumpang Koyor Mbah Sabar Salatiga
Gurihnya Tumpang Koyor Mbah Sabar Salatiga

Gurihnya Tumpang Koyor Mbah Sabar Salatiga

KOTATOEA.COM — BAGI Anda yang sedang melakukan perjalanan ke Salatiga sangat rugi bila tidak merasakan kuliner legendaris Salatiga Tumpang Koyor.

Tumpang Koyor merupakan olahan berbahan dasar jeroan daging sapi kemudian dimasak dengan campuran tahu dan tempe dengan tingkat kematangan berlebih atau tempe bosok lalu dibumbui aneka rempah-rempah.

Tumpang Koyor sangat familier bagi masyarakat sekitaran lereng Gunung Merbabu sejak lama bahkan tercatat di Surat Centhini 1814 sampai 1823.

Salah satu warung Tumpang Koyor yang cukup terkenal di Kota Salatiga adalah milik Sri Suwalim (58). Dia merupakan generasi kedua penjual Tumpang Koyor “Mbah Sabar” berlokasi di Jalan Ahmad Yani No.102-98, Kelurahan Mangunsari, Kecamatan Sidomukti, Kota Salatiga.

Sri mengatakan telah berjualan Tumpang Koyor selama 10 tahun. Dirinya melanjutkan usaha ibunya Ngatmi yang sudah berjualan hampir 60 tahun lamanya.

Dulu Mbah Sabar harus berkeliling, lalu membuka lapak di dekat Pasar Raya Salatiga, kemudian pindah di Ahmad Yani

Nama warung Mbah Sabar sendiri bukan nama bapaknya tetapi nama kakaknya. Lantaran orang sudah mengenal sebutan itu, dipakailah sampai sekarang agar memudahkan konsumen.

Dalam sehari, dapat menjual ratusan porsi nasi sambal Tumpang Koyor maupun bubur sejak buka dari pukul 5.30-10.00 WIB.

Selain bahan utama jeroan sapi agar rasanya gurih ditaburi serundeng kelapa, kemudian ada campuran sedikit sayur, dan disiram kuah koyor atau jeroan sapi halus. Yang suka kulit atau babat juga tersedia

Untuk satu porsi makanan Tumpang Koyor dihargai Rp 10-15 ribu tergantung lauk atau toping.

Guna memenuhi kebutuhan konsumen, dalam sehari kurang lebih dibutuhkan sekira 25 kilogram jeroan sapi sedangkan babat iso sebanyak 3 kilogram.

Rasanya gurih, tidak terlalu manis lalu koyornya itu bersih masaknya tidak amis. Yang terpenting harganya murah, misal mau lauk telur, atau babat maksimal Rp 15 ribu sudah sama minum teh

Bila ingin mencoba, sarannya yang ingin mencicipi Tumpang Koyor Mbah Sabar disarankan datang lebih pagi. Karena lanjutnya, apabila terlalu siang antrean pembeli mulai ramai terlebih di masa pandemi Covid-19 harus diatur jarak.

Tumpang koyor merupakan kuliner khas Salatiga yang biasa dimakan di pagi hari sebagai sarapan. Di Salatiga banyak penjual tumpang koyor, tidak hanya yang berjualan di kios tetap tetapi juga yang berjualan di warung kecil atau depan rumah, khususnya pada pagi hari.

Sejak berdiri pada 1975, lokasi Tumpang Koyor “Mbah Sabar” terus berpindah-pindah sampai akhirnya menetap di Jl. Ahmad Yani, Salatiga pada 2005.

Lokasi tersebut tidak begitu jauh dari pusat kota, sehingga mudah diakses oleh pelanggan. Kios tersebut cukup sederhana, namun selalu cukup untuk menampung pelanggan-pelanggan yang terus berdatangan untuk membungkus makanan maupun makan di tempat.

Kios tersebut memiliki omzet sekitar Rp2 juta pada hari biasa dan Rp3 juta pada hari ramai.

Untuk ke depannya, Sri Waliyem menuturkan bahwa ia ingin membesarkan usahanya dengan pindah ke kios yang lebih nyaman bagi pelanggan serta membuka cabang.

Namun, belum ada modal untuk mewujudkan harapannya. Apalagi, kondisi pandemi sangat memberikan dampak pada penjualan Tumpang Koyor “Mbah Sabar”.

Penjualan menjadi menurun daripada sebelum pandemi. Selama pandemi, kios ini menjadi lebih sepi, hari ramai rata-rata pada akhir pekan karena kebanyakan pelanggannya merupakan warga baru selesai olahraga pagi. (*)

#kuliner #kulinernusantara #culinary  #photography #streetfood #salatiga #photostory #indonesia #foodporn
@ Tumpang Koyor, Jl. A.Yani

tumpang koyor salatiga, tumpang koyor pasar sapi salatiga, resep tumpang koyor salatiga, gudeg koyor salatiga, makanan tumpang koyor, kedai inn salatiga, sarapan di salatiga, resep masakan khas salatiga, tumpang kotor mbah sabar, tumpang koyor mbah sabar, bubur tumpang koyor salatiga, bubur tumpang koyor mbah sabar