Ereveld Candi : Nederlands Ereveld Candi Semarang Terbuka untuk Umum
KOTATOEA.COM — Semarang adalah gudangnya bangunan kuno, peninggalan zaman Belanda. Selain Kawasan Kota Lama ada beberapa tempat yang identik dengan bangunan peninggalan Belanda.
Maka Kota Lama Semarang atau yang seringdisebut Outstadt atau Little Netherland mencakup setiap daerah di mana gedung-gedung yang dibangun sejak zaman Belanda. Karakter bangunan di kota lama mengikuti bangunan-bangunan di benua Eropa sekitar tahun 1700-an.
Umumnya dengan hadirnya komunitas suatu kaum dipastikan ada tempat peristirahatan terakhir atau makam.
Di semarang juga terdapat kuburan Belanda yaitu di kawasan candi , dikenal dengan nama Evereld Candi dan di Kalibanteng atau Evereld Kalibanteng
Ereveld Candi adalah taman makam pahlawan khusus Belanda yang berada di atas bukit di Jl Taman Jenderal Soedirman No 4, Bendungan, Gajahmungkur, Semarang, Jawa Tengah, Indonesia.
Ereveld Candi yaitu salah satu dari 2 ereveld yang berada di Kota Semarang, selain Ereveld Kalibanteng.
Ereveld ini dibangun oleh perwira militer dari Brigade T ketika mendarat pada tanggal 12 Maret 1946. Di ereveld ini hanya dimakamkan prajurit Belanda yang telah tewas.
Awalnya, tujuan pembangunan Ereveld Candi bagi semua prajurit yang tewas dalam Perang Kemerdekaan Indonesia di Jawa Tengah. Akhirnya, di sini dimakamkan juga prajurit yang telah tewas selama Perang Dunia II.
Dijelaskannya terdapat juga kerkhof Kobong, Semarang, tapi sudah tak berbekas, dibuat pada tahun 1910.
Kita sering salah sebut antara Kerkhof atau yang biasa kita kenal sebagai “kerkop” dengan ereveld.
Kerkhof semacam TPU, namun khusus bagi golongan Eropa. Sedangkan ereveld adalah sebuah makam khusus, yang dibuat untuk para korban Perang Dunia II pun pada masa Revolusi Kemerdekaan Indonesia 1945-1949,” paparnya.
Status ereveld juga beda, dikelola oleh sebuah yayasan bernama Oorlogs Graven Stichting (OGS) dan termasuk wilayah ekstrateritorial dari Pemerintah Kerajaan Belanda. Kedudukannya sama seperti Kedutaan Besar, Konsulat atau Atase. Jadi aksesnya terbatas, kecuali terhadap WN Belanda.
Kerkhof di Semarang dahulu berlokasi di dekat belakang Pasar Kobong (lahan seberang Jamu Nyonya Meneer).
Sayang kini telah lenyap, direlokasi ke TPU Kedungmundu pada dekade 70-an lalu
Dari sumber sejarah diketahui perang dahsyat terjadi antara pasukan Belanda dan Jepang selama PD II di jawa tengah.
Pada tahun 1942, pasukan Divisi 48 jepang mendarat di Kragan, Rembang. Selain itu juga mendarat Detasemen Sakaguchi (Mayjen Shizuo Sakaguchi) dengan sasaran merebut Semarang, Solo, dan Yogyakarta. Detasemen Sakaguchi dibagi tiga.
Unit Kaneuji (Mayor Kikuchi Kaneuji), merebut Blora tgl 02-03-1942 dan berhasil merebut Semarang tgl 03-03-1942.
Unit ini kemudian berhasil mematahkan garis Belanda di Boyolali dan pd tgl 05-03-1942 merebut Yogyakarta tanpa perlawanan berarti dari garnisun KNIL dibawah Madioen-Tjepoe Groep pimpinan Letkol D van Kampen. Unit Kaneuji berhasil merebut Purwokerto tgl 08-03-1942, ketika Belanda menyerah.
Unit Matsumoto (Letkol Matsumoto), menyerang dari Blora ke arah Solo melalui Purwodadi. Setelah satu hari pertempuran sengit untuk mematahkan garis Belanda di Banjir Kanal di dalam kota Solo melawan Batalyon Mangkunegoro (Mayor T Dessauvagie), unit ini berhasil menduduki Solo pd tgl 05-03-1942.
Unit Matsumoto lalu menyerang dan menduduki Magelang tgl 06-03-1942, mematahkan garis Belanda di Banjarnegara, dan menduduki Purbalingga tgl 08-03-1942, ketika Belanda menyerah.
Unit Yamamoto (Kolonel Yamamoto), menyusul unit Kaneuji ke Yogyakarta, berhasil menawan 1000 pasukan Stadtwacht Belanda yang kabur dari Semarang di selatan Purworejo, lalu menyeberang sungai Serayu dengan membangun jembatan pontoon karena semua jembatan telah dihancurkan Belanda.
Pada 08-02-1942 Jepang berhasil merebut kota Cilacap dengan menawan 2000 tentara Sekutu.
Kota Cilacap merupakan pusat pelarian Sekutu ke Australia dan telah dibombardir berat oleh AU Jepang, dimana kapal induk US Navy yang pertama (USS Peary) berhasil ditenggelamkan torpedo Jepang di lepas pantai Nusa Kambangan.
Dengan jatuhnya Cilacap, Semarang, Solo, dan Yogyakarta, Pangdam Jawa Selatan Mayjen Cox yang bermarkas di Wangon, memutuskan untuk menyerah tgl 09-03-1942.
Mayjen Cox menyerahkan dirinya ke hadapan Mayjen Sakaguchi di Kediaman Bupati Purwokerto tgl 11-03-1942.
Letter Zetter Ereveld Candi, Semarang, Andik Eko Putranto, mengatakan sebelumnya terdapat 22 Makam Belanda di Indonesia.
“Pada 1960, makam kehormatan dikumpulkan di tujuh titik Pulau Jawa saja,” ujarnya kepada Tribunjateng.com, Kamis (14/3/2019).
Menurut sejarah, makam ini dulu bernama Makam Kehormatan Belanda Tillemaplein.
Tillemaplein merupakan nama jalan tempat makam ini dibangun.
Makam Kehormatan Tillemaplein itu diresmikan pada 1947.
“20 tahun kemudian nama makam ini diubah menjadi Ereveld Candi sesuai permintaan pemerintah Indonesia waktu itu,” jelasnya.
Sejak dua tahun lalu, Ereveld dibuka untuk kunjungan masyarakat umum.
Di sini tak hanya disuguhi keindahan serta kebersihan makam kehormatan Ereveld Candi.
Pengunjung juga dapat belajar sejarah di sela kunjungan mereka.
“Setidaknya ada 30 sampai 50 orang pengunjung dalam satu bulan,” papar Andik.
Jam berkunjung mulai pukul 07.00-17.00 WIB.
Melalui buku tamu, terlihat sebagian besar pengunjung merupakan warga negara Belanda.
Bertujuan mengunjungi kerabat yang dimakamkan atau kunjungan wisata.
“Biasanya memang lebih ramai saat di Eropa sedang musim liburan,” tambahnya.
Bagi warga yang ingin berkunjung dipersilahkan karena bebas untuk umum dan gratis tidak dipungut biaya. (*)