KOTATOEA.COM — Pelabuhan Cirebon tempo doeloe adalah peninggalan zaman kolonial yang masih tersisa.
Bangunan di jalan perniagaan pelabuhan Cirebon itu sempat menjadi saksi saat terjadi agresi militer belanda 1 , dimana pelabuhan cirebon di kuasai oleh pihak belanda.
Hingga kini gedung gedung tersebut terihat masih utuh berdiri, konon gedung-gedung ini dibangun oleh nationale handles bank pada tahun 1918 yang berfungsi mengawasi aktifitas pelabuhan.
Kota Cirebon sejak dulu sudah menjadi tujuan perdagangan dan jasa sehingga begitu Indonesia merdeka tak membutuhkan waktu lama untuk menjadi kota berkembang.
Yang kemudian menanggalkan status gemente menjadi kota besar. Pemaparan yang ditulis oleh Kepala Daerah Kota-Besar Bandung oleh RH Enofil, juga didukung J Mustofa. Yang ketika itu menjabat anggota DPRDS Kota-Besar Tjirebon.
Bahkan ketika itu sudah dirumuskan sebuah konektivitas dalam pengangkutan barang. Yang digadang-gadang menjadi penghubung pantura-priangan.
Melalui jalur Kota Cirebon-Kadipaten melalui daerah Sumedang dengan daerah Priangan, yaitu Kota Bandung. Sayangnya, perencanaan ini dihambat. Karena kepentingan kemajuan Pelabuhan Tanjung Priok.
Kemajuan Kota Besar Tjirebon ini juga diikuti dengan perubahan di kota pelabuhan lainnya, seperti Semarang dan Jakarta. Di usia ke-50 tahun, penduduk Karesidenan Cirebon mencapai 3,5 juta jiwa. Sedangkan Kota Besar Tjirebon berpenduduk 180 ribu.
Penghasilan bea cukai rata-rata Rp30 juta/bulan. Termasuk cukai tembakau. Sementara aktivitas ekspor impor menjadi lima besar kontributor utama perekonomian. Veem-Veem-bedrijf dan bank-bank sepanjang daerah pelabuhan adalam merupakan sektor-sekotr yang menguasai basis-basis ekonomi daerah.
Deretan toko-toko yang beraneka warna juga sudah hadir dan menjadi daya tarik, khususnya di sepanjang jalan Pasar Pagi, Karanggetas, Jagabayan, Pasuketan, Lemahwungkuk, Pasar Balong dan sebagainya. Sementara di Jl Pekalipan dan Pasar Kanoman dibanjiri toko-toko ikan asin.
Dapat disimpulkan perkembangan Kota Besar Tjirebon tidak lepas dari akses transportasi baik darat dan laut. Hal yang kini juga sedang kembali dirajut.
Pelabuhan Cirebon terletak di Kota Cirebon, lintas utama pantai Utara Jawa Barat, kurang lebih 250 km dari Jakarta atau 130 km dari Bandung. Posisi Geografis terletak pada Koordinat 6°42′54″LS,108°34′9″BT.
Pelabuhan Cirebon dapat dicapai dengan mudah melalui jalan darat, baik dari arah Jakarta, Provinsi Jawa Tengah maupun dari kota Bandung. Kemudahan ini mendukung kelancaran distribusi barang dari dan ke Pelabuhan Cirebon.
Pelabuhan Cirebon didukung oleh kedalaman kolam -7 m LWS. Sedangkan kapal yang memiliki draft diatas 7 meter dapat dilayani di daerah lego jangkar kurang lebih 5 – 10 km lepas pantai.
Sejarah
Pelabuhan Cirebon dibangun tahun 1865, pada masa pemerintahan kolonial Belanda dan pada tahun 1890 diperluas dengan pembangunan kolam pelabuhan dan pergudangan.
Tahun 1927, Pelabuhan Cirebon masih berada di dalam struktur organisasi Pelabuhan Semarang, kemudian sejak tahun 1957 berada di bawah Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta.
Seiring dengan perkembangan, sejak tahun 1983 Pelabuhan Cirebon menjadi salah satu Cabang Pelabuhan PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) yang berkantor Pusat di Jakarta.
Berbagai Sumber