Breaking News
Home / KOTA / Cirebon / Asal Usul Kisah Buyut Gruda Gegesik dan Karnaval Seni Budaya Pusaka Gegesik
Asal Usul Kisah Buyut Gruda Gegesik dan Karnaval Seni Budaya Pusaka Gegesik

Asal Usul Kisah Buyut Gruda Gegesik dan Karnaval Seni Budaya Pusaka Gegesik

KOTATOEA.COM — Sangat disayangkan oknum sekelompok pemuda yang terlibat baku hantam dalam kegiatan Karnaval Akbar Seni Budaya Pusaka Gegesik yag digelar di Desa Gegesik, Kabupaten Cirebon pada Kamis (13/10/2022) lalu.

Kericuhan itu diketahui dari video yang diunggah akun Instagram andreli_48.

Dari video terlihat sekelompok pemuda terlibat baku hantam dan saling lempar batu.

Terlihat beberapa anggota polisi, TNI dan beberapa warga mencoba mererai keributan itu. Namun massa yang terlibat kericuhan tak mengindahkannya.

Yang memprihatinkan, terlihat seorang perempuan berbaju coklat muda terjatuh ketika mencoba melerai kericuhan.

Dari informasi, kericuhan tersebut akhirnya bisa diredam usai pihak yang terlibat kericuhan bertemu di kantor polisi setempat. Saat ini kondisi diklaim telah aman terkendali.

Video kericuhan di acara tersebut memancing reaksi warganet. Mereka menyayangkan ada keributan di acara yang cukup sakral, yakni rangkaian Maulid Nabi Muhammad SAW.

Ada pula netizen yang menyoroti peserta karnaval bergaya tuyul yang lari menyelamatkan diri saat kericuhan terjadi.

Asal Usul Kisah Buyut Gruda Gegesik

Tiap daerah mempunyai dan memiliki kearifan lokal dan keunikan sendiri dari segi budaya dan kepercayaan.
Di Cirebon ada istilah Buyut Gruda di Gresik yang merupakan benda pusaka dan akan diarak setiap pertengahan bulan Maulud penanggalan Jawa.

Buyut Gruda yang dipercayai sebagai jelmaan dari hewan gaib.

Asal muasal Buyut Gruda ini dipengaruhi oleh unsur budaya Tiongkok. Buyut Gruda sendiri adalah wujud hewan gaib dengan bagian kepala menyerupai garuda dilengkapi dengan sayap. Lalu hewan gaib ini juga memiliki tanduk dan lidah yang mirip seperti naga.

Konon, wujud benda pusaka ini awalnya diukir dari bongkahan kayu sakti yang mencapai di sungai.

Namun setiap warga yang mencoba untuk mengambilnya tak pernah bisa. Hingga akhirnya ada seorang warga bernama Ki Salam yang bisa dengan mudahnya mencabut bongkahan kayu tersebut dan ia ukir.

Kemudian kayu sakti tersebut dijadikan sebagai tandu dan selalu di warisi secara turun-temurun kepada para cucunya.

Seiring perkembangan zaman, kisah tersebut terus berlanjut hingga kayu sakti yang telah diukir oleh Ki Salam dijadikan sebagai benda pusaka.

Bongkahan kayu yang telah memiliki ukiran dengan bentuk percampuran antara garuda dan naga ini juga pernah dilihat wujudnya oleh warga setempat.

Wujud hewan gaib Buyut Gruda ini konon katanya juga sering muncul di area persawahan.

Selanjutnya, bongkahan kayu sakti tersebut terus dipercaya oleh warga dan selalu ada saat perayaan Maulid Nabi setahun sekali di kawasan Cirebon.

Biasanya benda pusaka ini akan dipajang di teras milik Balai Desa Gegesik Lor. Kemudian benda pusaka tersebut dipanggul dan dibawa berkeliling desa oleh beberapa orang.

Warga setempat juga mempercayai bahwa buyut gruda juga bisa mendatangkan keberkahan untuk Kota Cirebon.
Kepercayaan ini membuat para ulama setempat khawatir karena benda mati yang disakralkan tersebut bisa mengantarkan warga setempat kepada syirik. Tapi warga setempat melakukan ini juga sebagai wujud mengenalkan tradisi daerah.

sumber correcto.id
karnaval gegesik, karnaval di cirebon, karnaval di indramayu, karnaval kecamatan bulakamba, karnaval seni budaya