Breaking News
Home / Potret / Tan Hwee Liong: Sosok Pendidik Dari Kota Malang Yang Meninggal Dalam Kesunyian dan Kesenyapan
Tan Hwee Liong: Sosok Pendidik Dari Kota Malang Yang Meninggal Dalam Kesunyian dan Kesenyapan

Tan Hwee Liong: Sosok Pendidik Dari Kota Malang Yang Meninggal Dalam Kesunyian dan Kesenyapan

Tan Hwee Lion

KOTATOEA – Tan Hwee Lion adalah nama yang pernah disebut-sebut oleh kedua orangtua saya , ketika mereka bernostalgia membahas saat-saat keluarga kami masih tinggal di kota Malang, Jawa Timur, pada dekade 50-an dan 60-an.

Terkadang nama ini juga disebut-sebut, ketika saya atau anggota keluarga yang lain membuka-buka foto -foto lama, dan menemukan foto sosok pria Tionghoa yang berwajah ramah dan murah senyum ini

Tapi tidak pernah ada cerita yang cukup lengkap , tentang kehidupan ( dan juga kematian ) dari sosok yang bernama lengkap Drs Tan Hwee Liong, MPA ini.

Ibu saya hanya sempat mengingat bahwa sosok dalam foto  ini adalah seorang pendidik dan pakar ilmu pemerintahan, alumni sebuah universitas terkemuka di Amerika.

Dia mengabdikan dirinya sebagai pengajar di sebuah lembaga pendidikan ikatan dinas yang baru saja dibuka, Akademi Pemerintahan Dalam Negeri ( APDN ) , yang berdiri pada tahun 1957 di kota Malang , Jawa Timur.

Sekolah ini telah diresmikan  oleh Presiden RI Soekarno, konon sosok Tan Hwee Liong ini juga termasuk salah seorang yang berperan dalam lahirnya APDN Malang ini.

Meski mungkin namanya tidak tercatat dalam “sejarah resmi APDN” ( STPDN sekarang ), konon pula, ia berasal dari keluarga Tionghoa berada, sehingga Tan muda mampu melanjutkan pendidikan tingginya sampai ke Amerika Serikat, sesuatu yang sangat langka pada tahun-tahun awal 1950-an

Namun kata ibu saya pula, Tan ( demikian orgtua saya memanggilnya ) adalah sosok yang punya dedikasi dan idealisme yang tinggi untuk mengabdikan diri sepenuhnya di bidang pendidikan

Meski ada tawaran pekerjaan yang jauh lebih menjanjikan, termasuk dari sebuah perusahaan rokok besar di Malang, ditolak oleh sosok yang merasa panggilan hidupnya adalah di dunia pendidikan dan pengajaran ini.

Tan juga sosok yang aktif di sejumlah organisasi, termasuk di Badan Permusyaratan Kewarganegaran Indonesia (Baperki ) , sebuah organisasi yang banyak mengelola sekolah dan universitas di berbagai pelosok negeri.

Tan terpilih menjadi Rektor Universitas Res Publica ( Ureca ) Malang pada awal dekade 1960-an , kata ibu saya, pada saat yang hampir bersamaan dengan berpindahnya keluarga kami dari Malang menuju Semarang, Jawa Tengah.

Hanya itu yang bisa diceritakan oleh ibu saya, ( ayah saya sudah meninggal dunia, jauh sebelum saya mulai “usil” untuk bertanya-tanya tentang sosok Tan Hwee Liong )

Tidak ada lagi yang bisa saya gali tentang sosok yang pernah menjadi kolega almarhum ayah saya di APDN ini…hanya berita dan cerita yang samar-samar bahwa konon Tan menjadi korban dari kekerasan dan genocide yang melanda negeri ini pada tahun-tahun 1965-1966 lalu. Bersama ratusan ribu atau jutaan orang lain yang bernasib sama yaitu meninggal dalam kesunyian dan kesenyapan sebagai tumbal untuk lahirnya sebuah rezim di Negeri ini. (Johny Budiono)

Leave a Reply to Anonymous Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*